Adalah Suatu Keberuntungan Bisa Mendapatkan Kesempatan Bermeditasi

Adalah Suatu Keberuntungan Bisa Mendapatkan Kesempatan Bermeditasi

 

Hui Chen

 

Meditasi adalah hal yang sangat penting bagi seorang umat Buddha. Saya baru mengetahui hal ini tahun lalu. Meskipun saya menganut Ajaran Buddha sejak kecil,
namun pengetahuan saya tentang Dhamma sangatlah sedikit.

Tahun 2013 lalu, saya datang menghadiri ceramah Bhante Uttamo. Di sana saya berkenalan dengan beberapa teman baru yang kemudian mengajak saya untuk rajin ke
Vihara. Beberapa diantara teman pernah berlatih meditasi dengan Bhante di Balerejo.

Saya lalu juga ingin berlatih meditasi. Di kesempatan lain saat saya bertemu dengan Bhante lagi, saya menyatakan ingin berlatih meditasi di Balerejo. Bhante lalu
menyarankan saya untuk berlatih meditasi di Vihara terdekat terlebih dahulu, karena memang tidaklah mudah untuk seseorang bisa melakukan meditasi dengan waktu
yang lama, jika belum pernah berlatih sama sekali. Di Balerejo, Bhante sangat menerapkan disiplin. Selain itu waktu berlatih meditasi minimum di sana, sangatlah
panjang. Jadi saya lalu berlatih meditasi di Vihara, di samping berlatih sendiri di rumah.

Untuk bisa berlatih meditasi di Balerejo, seseorang harus sudah bisa bermeditasi selama 30 menit setiap sesinya. Di awal berlatih di rumah, saya menset alarm selama
15 menit. Saat alarm berbunyi setelah 15 menit, saya sudah merasa kesemutan di kaki. Selama seminggu saya berlatih setiap pagi selama 15 menit. Setelah seminggu,
saya merasa sepertinya sanggup jika alarm saya tambah 5 menit menjadi 20 menit setiap sesinya. Begitu terus saya lakukan, setiap satu minggu alarm saya set
bertambah 5 menit. Saya berpikir, dengan menambah secara bertahap sedikit demi sedikit, badan terutama kaki saya akan terbiasa secara bertahap pula.

Saatnya tiba di masa vassa Bhante bulan Agustus 2013. Saat itu saya sudah mampu bermeditasi selama 45 menit setiap sesinya. Saya mengikuti satu rombongan dan
pergi bersama menuju Vihara Bodhigiri tempat Bhante. Ada perasaan takut juga sesampainya di sana. Seperti yang telah diinformasikan, dan yang saya dengar dari
beberapa teman Vihara, tidak tertutup kemungkinan akan dipulangkan jika tidak sanggup atau tidak disiplin.

Selain itu, ada kekhawatiran tersendiri pula bagi saya. Beberapa tahun lalu, saya pernah beberapa kali mengalami “vertigo” atau istilah umumnya “tujuh keliling”. Dari
beberapa informasi, seseorang yang pernah mengalami vertigo, tidak boleh kurang tidur. Nah, sehari hari saya biasa tidur selama 6-7 jam semalam. Jika berlatih di
Balerejo, saya hitung-hitung, “kemewahan” maksimum untuk tidur yang bisa saya dapatkan hanya 4 jam per hari. Bagaimana ini? Bisa-bisa, bukannya sukses berlatih
meditasi, pulang dari Balerejo saya menjadi “penganut” vertigo. Namun karena tekad sudah bulat, dan sudah sampai di Balerejo, apa yang akan terjadi, akan saya
hadapi.

Sesampainya di Balerejo, kami diberi panduan tata cara mengikuti latihan meditasi selama di sana. Kami diputarkan video Bhante mengenai posisi meditasi dan gerakan
apa saja yang boleh dilakukan selama meditasi. Selama meditasi, peserta juga tidak diperbolehkan berbicara satu sama lain. Tidak boleh berbicara, bukan menjadi
masalah buat saya. Watak saya sehari haripun bukanlah seseorang yang suka mengobrol. Asalkan ditemani buku yang bagus isinya, diminta untuk tidak berbicara
selama berhari haripun saya sanggup hahaha.

Kemudian kami masing masing diberi 2 buah anak kunci kecil, yang digandeng menjadi satu oleh sebuah ring kecil. Kunci yang satu adalah kunci kuti/pondok kami
masing-masing menginap. Kunci yang satunya lagi adalah kunci locker/laci yang berisi piring sendok garpu untuk dipergunakan saat kami makan selama di sana. Juga
untuk masing masing peserta.

Saat itu kami juga diberitahu bahwa jika kunci kunci itu hilang, berarti kami tidak bisa tidur dan tidak bisa makan. Saya pikir, “Wah, tidur dan makan kan kebutuhan
pokok?!” Berarti, kunci-kunci ini adalah barang berharga, yang tidak boleh sampai hilang karena lalai misalnya. Niat saya ke Vihara Bodhigiri adalah untuk berlatih
meditasi. Bagaimana jika tidak bisa tidur dan tidak boleh makan selama di sana karena kehilangan kunci?
Demi kelancaran niat saya berlatih meditasi, saat itu juga saya ambil peniti yang memang saya bawa dari rumah. Dengan menggunakan peniti, kunci-kunci itu saya
kaitkan di baju saya bagian depan tengah dekat dada. Dengan begitu, setiap saat saya merasa tenang karena kunci kebutuhan pokok saya terjamin keberadaannya.
Selama meditasi di sana, orang lain akan selalu melihat saya dengan kunci yang bergantungan di dada saya. Buat saya tidak mengapa, saya tidak merasa malu. Yang
penting situasi aman dan terkendali hahaha.

Hal ini menjadi hal yang menggelikan dan juga merupakan kenangan manis buat saya hingga saat ini jika saya mengingatnya kembali. Juga menjadi pelajaran buat saya
bahwa untuk mencapai sesuatu yang menjadi tujuan, kita harus berhati-hati di dalam perjalanannya untuk tidak mendapatkan halangan demi mencapai tujuan. Kadang,
hanya karena sebab yang sepele, seseorang tidak tercapai tujuannya.

Di Balerejo, seorang peserta meditasi sungguh sungguh dilatih mentalnya oleh Bhante. Peserta dilatih untuk mandiri di dalam banyak hal. Saya pikir memang di dalam
kehidupan sehari haripun, ada saatnya di mana seseorang hanya bisa mengandalkan diri sendiri, berjuang sendiri, meskipun memiliki keluarga. Di Balerejo, di samping
disiplin dan kesabaran, peserta juga dilatih keberanian untuk mengatasi rasa takut, termasuk takut akan kegelapan dan kesendirian, serta kewaspadaan dengan selalu
fokus. Fokus ini sangat penting di dalam kehidupan sehari hari agar kegiatan yang dilakukan menjadi efektif dan efisien. Sebelum berlatih di Balerejo, saya adalah
seseorang yang kurang fokus yang kadang mengakibatkan banyak hal yang terlupa.

Hal yang sepele seperti lupa akan sesuatu, juga saya alami setelah dua hari saya di sana. Saat itu saya sudah berada di dalam kamar mandi ketika menyadari bahwa
saya lupa membawa handuk.
Saya berpikir, “Bagaimana ini, balik ke kamar lagi untuk mengambil handuk?”. Batin saya langsung protes. Mengapa? Karena jarak kamar mandi ke kamar cukup jauh,
dan untuk ke kamar mandi kita harus menempuh jalan yang menanjak! Gemas rasanya. “Mengapa handuk saja bisa terlupa?”. Saat itu baru saya sadar bahwa itu terjadi
karena saya tidak fokus saat menyiapkan keperluan untuk mandi saat berangkat dari kamar. Kena batunya saya saat itu akibat ketidak fokusan. Kemudian, apa yang
saya lakukan di dalam kamar mandi? Saya menerawang, melihat gantungan baju dengan rasa pesimis. “Apa yang bisa saya gunakan sebagai pengganti handuk?”
Seumur hidup, saya belum pernah mandi dan sesudahnya tidak menggunakan handuk. Namun, kemudian saya berkata dalam batin, “Ya sudah, saya terima apa
adanya”. Ini adalah pelajaran.

Namun saat ini jika saya mengingat hal itu kembali, saya merasa geli dan tertawa di dalam hati. Meskipun pada saat kejadian, batin saya mengatakan, “Yaaah, handuk
ketinggalan…” dengan hati mencelos kecewa. Hal sepele itu menjadi pelajaran buat saya untuk sedapat mungkin selalu fokus sehingga tidak ada yang terlupa.
Memang salah satu tujuan berlatih meditasi adalah untuk bisa selalu fokus.

Di hari pertama saya di Balerejo, kami tiba di sore hari, dan di hari keduanya, untuk memenuhi waktu 15 jam meditasi, saya “memutar otak” saya, menghitung hitung,
jadwal yang mesti saya patuhi agar saya bisa tidur sesuai dengan jam normal. Namun, meskipun “otak” sudah saya “putar” dan “bolak balik”, hasilnya tetap sama, yaitu,
jika di hari-hari selanjutnya saya ingin tidur di jam normal, saya mesti “berkorban” untuk tidak tidur di malam kedua saya datang di Balerejo. Baru setelahnya saya bisa
mengatur waktu. Jadi malam kedua di Balerejo saya tidak tidur sama sekali, demi memenuhi “target” meditasi hari pertama, dan memenuhi 6 jam pertama meditasi di
hari kedua. Berat memang. Tapi harus dilakukan demi memenuhi dan jika tidak mau dipulangkan alias “early retirement” oleh Bhante hahaha.

Memang sepertinya, tidaklah mungkin untuk bisa memiliki waktu tidur sebanyak seperti di kehidupan sehari hari yaitu 6 jam misalnya. Selama berlatih meditasi di
Balerejo, waktu tidur saya semalam antara 2.5 jam hingga 3.25 jam. Namun anehnya, saya sama sekali tidak mengalami vertigo meskipun untuk ukuran sehari hari
kurang tidur. Jangankan vertigo, pusing sedikitpun tidak. Mungkin meskipun kurang tidur, namun batin merasa tenang. Ya, itu termasuk keajaiban juga buat saya.

Di dalam bermeditasi, saya juga mengalami dan merasakan hal hal tertentu. Namun saya selalu mengingat dan mengikuti petunjuk Bhante sebagai guru meditasi saya.
Dan semuanya baik baik saja jika kita mengikutinya.

Sesungguhnya ada banyak hal yang lain lagi yang saya dapatkan dan alami selama saya bermeditasi, yang merupakan pengalaman saya. Salah satunya adalah
penyembuhan rasa sakit di telapak kaki saya yang sejak beberapa bulan sebelumnya saya rasakan, yang menjadi sembuh dengan saya rutin bermeditasi. Namun jika
saya ceritakan lagi hal itu di sini, saya pikir mungkin akan membuat orang yang membaca merasa bosan. Ini adalah bonus buat saya yang mungkin belum tentu akan
dirasakan oleh orang lain yang berlatih meditasi. Dan saya bersyukur karenanya.

Saya ingin mengucapkan anumodana kepada Bhante Uttamo yang selalu membimbing dan menjawab pertanyaan-pertanyaan saya hal-hal mengenai meditasi.

Saya merasakan perbedaan di dalam menjalankan aktifitas di kehidupan sehari hari sebelum dan sesudah sering bermeditasi. Dengan sering bermeditasi, saya bisa lebih
mengontrol emosi, menjadi lebih tenang, fokus, dan menerima apa adanya. Ini yang penting sesungguhnya di dalam kehidupan.

Vassa Juli 2014 lalu, saya kembali ke Balerejo untuk men”charge batere” saya di dalam bermeditasi. Meskipun sehari hari saya rutin bermeditasi di rumah, tentu lain
rasanya bila bisa berlatih di Balerejo dengan Bhante yang siap membimbing dan menjawab hal hal yang ingin ditanyakan mengenai pengalaman bermeditasi, saat
chanting pagi dengan Bhante.

Karena ini adalah yang kedua kalinya, saya sudah dapat mengatur waktu lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu. Namun memang ada pengalaman baru setiap kali
berlatih meditasi di Balerejo. Apapun itu, saya tetap berpegang kepada apa yang diajarkan Bhante. Saya berharap semoga saya bisa selalu memiliki kesempatan untuk
berlatih meditasi di Balerejo. Semoga demikianlah yang terjadi.

Banyak sekali manfaat yang saya dapatkan dengan berlatih meditasi. Saya menyukai bermeditasi. Meditasi juga membuat hidup saya menjadi lebih bahagia.

Namun di dalam kehidupan sehari-hari, dalam satu hari, tidak banyak waktu yang tersedia untuk berlatih meditasi. Latihan di Balerejo paling tidak bisa sedikit memenuhi
keinginan meskipun hanya satu minggu. Di Balerejo, batin saya merasakan suatu ketenangan yang tidak saya dapatkan di tempat lain.

Sebagai seorang umat Buddha, saya memiliki keinginan untuk bisa mencapai seperti yang diajarkan oleh Guru Agung Sang Buddha, yang salah satunya adalah dengan
berlatih meditasi.

Semoga saya bisa mencapai yang saya harapkan.

Semoga demikianlah yang terjadi.

Semoga Vihara Bodhigiri selalu menjadi tempat berlatih buat orang orang yang ingin mencapai kebahagiaan yang tertinggi.

Semoga semua makhluk selalu hidup berbahagia.

Hui Chen
Peserta meditasi 17 Agustus 2013 – 25 Agustus 2013
Peserta meditasi 26 Juli 2014 – 3 Agustus 2014

  • November 14, 2014
Lewat ke baris perkakas