Cerita Inspiratif dan Sharing

Cerita Inspiratif dan Sharing Latihan Meditasi di Vihara Bodhigiri

 

Pohon Masalah

Seorang teknisi komputer yang saya pesan untuk memperbaiki PC di rumah datang terlambat. Katanya, di tengah jalan ban mobilnya kempes. Ketika sedang memperbaiki komputer, listrik PLN mati ada pemadaman sementara. Akibat berbagai masalah tadi, ia kehilangan waktu kerjanya beberapa jam. Rupanya penderitaannya tak hanya berhenti di sini. Persis saat mau pulang, mendadak mesin mobilnya ogah distart dan mogok.

Agar tidak kemalaman, saya mengantarkannya pulang. Dalam perjalanan ia tampak termenung sedih atas kesialan yang bertubi-tubi menimpanya hari itu. Sesampainya di depan rumahnya, tiba-tiba ia berhenti sebentar di depan sebuah pohon kecil yang tumbuh di halaman depan. Ia menyentuh ujung- ujung cabang pohon itu dengan kedua tangannya. Setelah itu, raut mukanya menampakkan perubahan besar. Begitu pintu rumah terbuka, wajah yang semual lesu kusam itu mendadak penuh senyuman.

Dengan riang dan hangat ia memeluk kedua anaknya serta mencium sang istri yang menyambutnya. Karena penasaran, sebelum berpamitan saya bertanya apa yang dia lakukan dengan pohon tersebut? “Oh, itu adalah pohon masalah saya,” jawabnya. Menyadari lawan bicaranya kebingungan, pria ini melanjutkan bicara. “Saya sadar, ada banyak persoalan muncul dalam pekerjaan dan dalam kehidupan pribadi ini. Namun, yang pasti segala permasalahan itu bukan milik orang rumah, baik anak, istri maupun orang-orang yang saya cintai.

Itulah sebabnya, sore hari setiap pulang dari kantor, sebelum masuk rumah saya selalu menaruh semua masalah atau problem pekerjaan di pohon ini. Keesokan harinya, saya ambil untuk di bawa ke kantor lagi.” “Anehnya”, lanjutnya sambil tersenyum, “di pagi hari ketika saya ambil lagi masalah-masalah tersebut dari pohon, rasanya tidak lagi seberat ketika saya taruh kemarin sore, atau bahkan sudah hilang.”

sumber:
Notes FB seorang teman

 

 

Sharing Latihan Meditasi di Panti Semedi Balerejo

Membaca cerita ini saya jadi teringat akan Latihan Meditasi di Panti Semedi Balerejo tahun ini, masa vassa tahun 2010, yang oleh Y.M. Uttamo Mahathera bertemakan “Bersahabat Dengan Waktu”. Sungguh sebuah pelajaran dan pengalaman yang berharga ketika saya mengikuti Latihan Meditasi di sana. Berikut ini petikan yang sering saya dengar dari Y.M Uttamo Mahathera:

Bahwa suka dan dukha tidaklah kekal adanya, semua pasti akan mengalami perubahan,
untuk itu ketika kita sedang mengalami suatu masalah dan belum mampu menyelesaikannya ataupun mendapatkan jalan keluarnya maka cara yang bijaksana untuk dapat dilakukan adalah “Bersahabatlah Dengan Waktu”.

Ketika ada seorang peserta meditasi yang bertanya: Ketika bermeditasi, timbul rasa bosan, rasa mengantuk, lelah, sakit pada bagian tubuh tertentu, bagaimanakah cara menghadapinya?

Jawaban Y.M. Uttamo Mahathera ( kurang-lebih intinya demikian ):
Anda harus menahannya sampai dengan timer berbunyi. Terimalah kenyataan itu sebagai mana adanya, maka hal-hal tersebut akan terasa lebih berkurang. Akan tetapi ketika kita menolak kenyataan yang terjadi maka kita akan merasa lebih menderita ( rasa bosan akan semakin tebal, rasa kantuk akan semakin bertambah, dan rasa sakit itu akan terasa lebih sakit ). Banyak yang terjadi adalah bahwa ketika timer sudah berbunyi masalah-masalah itu bisa langsung hilang lenyap ataupun langsung berkurang dengan sendirinya.

Peserta meditasi:
Bagaimana kalau saya menghentikan meditasinya sejenak dan dilanjutkan kembali?
( buat yang pernah berlatih di Panti Semedi Balerejo mungkin sudah mengenal istilah kiasan “bunuh diri kecil” dan “bunuh diri besar” ).

Y.M Uttamo Mahathera:
Sebaiknya hal itu sebisa mungkin dihindari. Karena di sini kita berlatih, oleh sebab itu maka di Panti Semedi Balerejo ini disebut “Latihan Meditasi”, karena meditasi yang sesungguhnya ada di kehidupan sehari-hari yang nyata. Selama latihan harus berusaha semaksimal mungkin, yang mana semboyan Latihan Meditasi di Balerejo adalah ” Semangat, Disiplin, Ulet”. Bagaimana kalau dalam kehidupan nyata hal tersebut anda lakukan? Apakah itu sama saja dengan keputus-asaan dan menyerah dengan keadaan. Jika di sini selama berlatih meditasi, mungkin nilai resikonya sangat kecil, yaitu hanya diri anda sendiri dengan waktu yang relatif singkat sampai dengan timer anda berbunyi. Dimana timer di sini adalah melambangkan komitmen anda. Kalau hal tersebut dilakukan dalam meditasi yang sesungguhnya dalam kehidupan sehari-hari, tentu saja ini berdampak resiko yang besar mungkin berdampak negatif bagi diri anda seperti karir, ataupun berdampak negatif pula terhadap orang lain seperti keluarga, anak ataupun istri anda, karyawan-karyawan anda dan lain sebagainya. Dan pada akhirnya apabila anda mampu mengalah diri anda sendiri di sini dan nilai-nilai tersebut bisa dibawa di dunia yang sesungguhnya ( kehidupan sehari-hari ), tentu anda menjadi manusia yang tegar, sabar dan bertanggung jawab.

 

 

 

 

Penulis:
Lck Tts
Salah Satu Admin BUC

 

 

  • Oktober 14, 2014
Lewat ke baris perkakas