Sharing Retreat di Panti Semedi Balerejo

 

 

Sharing Retreat di Panti Semedi Balerejo

Tulisan : Robby Chandra

 

Retret ini adalah retret kelima, dan retret pertama saya dalam bimbingan Bhante Uttamo. Awalnya, saya tidak menganggap retret ini menjadi sebuah acara retret yang serius. Pertama karena saat berangkat badan saya kurang fit. Kedua karena teman2 dalam retret belum terbiasa dengan retret. Ketiga karena waktu retret hanya 3 hari. Keempat, saya belum mengenal sistem atau metode retret yang di pakai.

Akan tetapi, saya sangat ingin bertemu dengan Bhante Uttamo. Sudah ada 10 tahun lebih saya tidak berkunjung ke Balerejo.

Tanggal 26 Nop 2009 saya bangun pukul 3 pagi karena diare. Sampai pukul 6 saya sudah 5 kali ke kamar kecil. Pukul 7 saya berangkat dari Temanggung bersama Pak Adi dan tiba di Yogyakarta pukul 9 dan mampir satu jam. Pukul 10.45 saya menjemput Mas Bram di Prambanan. Gara-gara perut kurang mendukung, selama perjalanan saya harus 3 kali berhenti di SPBU untuk ke kamar kecil. Pukul 7 malam saya sampai di Wihara Samaggi Jaya, makan malam dan mengikuti pujabakti bersama bhante Uttamo. Pukul 9 saya menuju ke Panti Semedi Balerejo Wlingi. Saya senang karena bhante ikut mobil saya sehingga bisa bercakap-cakap di perjalanan. Pukul 10 malam sampai di Balerejo, bhante Uttamo segera mengatur pembagian kamar tidur.

Lalu bhante memberi instruksi, “Besok kumpul di dharmasala pukul 6 pagi kurang 5 menit.”

Balerejo terletak di daerah pegunungan selatan berketinggian sekitar 550 meter. Pemandangan di sana sangat indah. Ada 3 kamar ukuran besar yg masing2 bisa menampung 10 orang, 14 kamar yg masing2 bisa menampung 1 orang. Di sekitar kamar kami, ada 1 dharmasala tertutup, kantor merangkap ruang konsultasi, dapur, ruang makan, 3 gazebo, 1 dharmasala terbuka. Di tempat yang agak terpisah, dekat area parkir, terdapat 20 pondok yang masing2 bisa menampung 1 orang, 1 ruang tertutup dan 1 gazebo terbuka.

Saya bangun pukul 4 pagi, melanjutkan diare 2 kali. Pukul 5 saya bermeditasi di dharmasala sambil menunggu bhante. Jam 6 kurang 5 persis, bhante datang dan segera memimpin puja bhakti. Kami membacakan Namakara Gatha, Vandana, Tisarana, Buddha-Dhamma-Sanghanussati, Saccakiriyagatha diikuti meditasi 30 menit. Sesudah itu bhante memberikan instruksi dan tanya jawab.

Bhante mengatakan bahwa peserta diberi kebebasan untuk mengatur dirinya sendiri tetapi harus menyelesaikan target berapa lama kami harus menjalani meditasi. Standard di Balerejo, dalam sehari kami harus menyelesaikan 15 jam meditasi – jalan ataupun duduk. Khusus sesudah makan kami harus meditasi jalan. Standar 15 jam itu boleh di tempuh dalam beberapa kali meditasi. Satu kali meditasi idealnya 1 jam, tetapi minimal 30 menit. Untuk itu kami di beri timer, senter, buku notes kecil dan ballpoint untuk mencatat berapa lama kami sudah menjalani meditasi dalam sehari itu dan hal2 yang akan kami tanyakan pada bhante. Oleh karena kebanyakan peserta adalah pemula yg belum pernah retret dan beberapa belum pernah meditasi, bhante hanya meminta kami untuk menyelesaikan 7 1/2 jam di hari pertama dan 10 1/2 jam di hari berikutnya. Meditasi bersama bhante selama setengah jam saat puja bhakti di pagi hari tidak di hitung.

Hari pertama kami di beri instruksi untuk menghitung nafas dari 1 sampai 5. Kami menghitung 1 saat masuk, 1 saat keluar, 2 saat masuk, 2 saat keluar dst. Hanya itu saja. Bhante sangat menekankan disiplin, semangat, dan ulet. Dalam meditasi kami tidak boleh bergerak sampai timer berbunyi, kecuali menegakkan punggung, menegakkan kepala, dan menelan ludah. Bhante mengatakan bahwa meditasi dimulai dengan mengendapkan tubuh sehingga relax dan tenang yang kemudian diikuti dengan pengendapan pikiran. Kalau tubuh selalu bergerak, pikiran tidak bisa tenang.

Kami tidak boleh bercakap-cakap selama retret. Makan hanya di sediakan satu kali pukul 11 pagi, tetapi kami bebas untuk makan.

Puja bhakti, instruksi meditasi dan tanya jawab di tutup pukul 9 dengan membacakan namakara gatha. Hari pertama saya lalui dengan badan loyo karena diare. Sampai saat itu kami semua belum makan pagi. Sampai makan siang saya mendapat 1 1/2 jam meditasi. Sesudah makan siang, saya meditasi lagi selama 2 1/2 jam. Kemudian saya jalan berputar-putar di sekitar vihara untuk survei lokasi. Saya menyelesaikan total 7 1/2 jam hari itu pada pukul 8 malam. Sesudahnya saya makan malam dan tidur.

Hari kedua saya bangun pukul 2.30 pagi. Badan saya terasa segar, diare sudah hilang. Saya dan mas Bram menyelesaikan total 3 jam meditasi sebelum pujabhakti. Puja bhakti selesai pukul 8.15. Hingga makan siang, saya dapat 5 1/2 jam. Hingga pukul 5.30 sore saya mencapai target 10 1/2 jam. Saya bermeditasi hingga pukul 8.30 dan mendapat 12 1/2 jam. Mas Bram mencapai 13 jam. Sebenarnya bhante menyarankan kami untuk mencapai 15 jam hari itu. Pikiran saya cukup tenang.

Hari ketiga, adalah hari terakhir. Saya bangun pukul 2.30. Pukul 3 sore saya mencapai 8 jam meditasi. Akan tetapi, saya mendapat kesempatan untuk berdiskusi dengan bhante dan saya memilih untuk melepas kangen dengan bhante. Pukul 6 sore saya melanjutkan meditasi dan menyelesaikan target 10 1/2 jam meditasi pada pukul 9 malam.

Karena pukul 3 hingga pukul 6 saya bercakap dengan bhante, sesudahnya saya tidak lagi bisa memelihara ketenangan. Ini menjadi pelajaran berharga.

Kalau hari kedua rekornya adalah 13 jam. Hari terakhir ada 4 orang yang menyelesaikan 15 jam. Mas Bram menyelesaikan target 15 jam pada pukul 11.30. Ada peserta yang selesai pukul 2 malam. Teman saya Enge (Dhian Dewi) tidak tidur. Jatah 15 jam diselesaikannya sekitar pukul 5.30 pagi.

Hari keempat, saya bangun pukul 3 pagi dan bermeditasi di dharmasala sendirian. Timer saya matikan karena sudah tidak ada target. Pagi itu badan terasa segar dan saya sangat menikmati meditasi seorang diri. Puja bhakti dan tanya jawab hari itu sangat meriah dan berakhir hingga pukul 9. Lalu kami berbenah dan makan siang. Setelah peserta lain pulang, selesai makan siang, saya, Bram dan Adi Mulyawan Sri Kuning bercakap-cakap dengan bhante hingga pukul 2 siang lalu kami kembali ke Temanggung.

Retret adalah sebuah keajaiban. Selalu ada hal baru yang saya dapat di setiap retret. Di retret kali ini saya belajar bahwa meditasi butuh disiplin, semangat, dan keuletan. Saya melihat betapa pola dan sikap hidup sangat berpengaruh pada pencapaian ketenangan dalam meditasi. Saya belajar bagaimana ketenangan bisa terbangun dengan baik dalam suasana disiplin meditasi yang ketat.

Untuk mencapai target standard 15 jam di Balerejo, peserta hanya bisa tidur maksimal 4 jam. Kalau kita bangun pukul 2.30, kita akan dapat 3 pertama jam sebelum pujabhakti. 3 jam kedua antara pujabhakti dan makan. 3 jam ketiga hingga istirahat mandi pukul 3 sore. Setelah mandi kita dapat 3 jam keempat hingga pukul 7 malam. Kalau anda makan malam, 3 jam terakhir diselesaikan antara pukul 8 hingga pukul 11 malam. Tidur dari jam 11 hingga jam 2.30. Tidak ada waktu untuk beristirahat di luar meditasi.

Retret di Panti Semedi Balerejo adalah sebuah sarana sekaligus tantangan bagi peserta yang serius.

Penulis dan Bhikkhu Uttamo
Vihara Bodhigiri, 29 Nov. 2009

Sumber :
Posted by Robby Candra on December 2, 2009 at 12:30am

http://www.kolamteratai.net/profiles/blogs/sharing-retreat-di-panti

  • Oktober 11, 2014
Lewat ke baris perkakas