Tak Perlu Bakat, Hanya Tekad dan Semangat

Ternyata Tak Perlu Bakat!
Hanya Tekad dan Semangat
By. Regina Dana

 

Selama 20 tahun dalam hidup saya, saya adalah orang yang sangat tidak menyukai meditasi bahkan sampai pada titik boleh dikatakan saya membenci meditasi. Saya sempat berpikir bahwa meditasi merupakan bentuk penyiksaan dan hanya bisa dilakukan oleh segelintir orang yang memang berbakat sejak lahir. Tentu, orang itu bukan saya. Namun, ternyata pertemuan saya dengan Vihara Bodhigiri benar-benar merubah cara pandang saya.

Kala itu kampus saya mengadakan acara Pekan Penghayatan Dhamma di Vihara Bodhigiri.
Dibawah bimbingan Bhante Uttamo, kami dibimbing dan diberikan tips-tips dalam bermeditasi. Tak disangka dibawah bimbingan beliau saya dan teman-teman akhirnya dapat melakukan meditasi hingga 45 menit !! Sungguh suatu pencapaian yang membanggakan untuk kami. Bahkan, dalam perjalanan pulang, di kereta, kami masih terus bercakap tentang betapa hebatnya kami bisa bermeditasi hingga 45 menit … hahaha.

Rasa bangga inilah yang membuat saya selalu rindu dengan Vihara Bodhigiri. Tahun berikutnya, rasa rindu dan penasaran akan keseruan meditasi di Vihara Bodhigiri sudah memuncak. Saya akhirnya memutuskan untuk mengikuti program meditasi 15 jam di Bodhigiri. Sempat ada keraguan karena takut dipulangkan, tapi waktu itu saya berpikir:

“Kalau kamu berhasil mengikuti pelatihan ini, kamu akan sangat bangga dan meditasi tentu akan menjadi bagian dari kehidupan sehari-harimu.
Namun, apabila kamu tidak berhasil, kamu akan merasa malu dan akan berusaha lebih keras untuk bermeditasi dan kembali.”

Tekad saya akhirnya bulat, tidak bisa diganggu gugat lagi. Dengan kekuatan tekad dan nekat itulah saya berangkat menempuh perjalanan 15 jam seorang diri.

Hari-Hari di Vihara Bodhigiri
Hari-hari bermeditasi di Bodhigiri ternyata tidak semulus itu ! Dua sampai tiga hari pertama adalah hari-hari paling berat. Saya hanya memiliki waktu 10-15 menit untuk istirahat, kalau tidak, saya tidak akan mendapatkan waktu tidur yang cukup. Bahkan, beberapa hari saya memutuskan tidak mandi untuk menghemat waktu. Tulang-tulang saya juga mulai sakit, ngantuk dan bosan mulai menyerang, sungguh sangat menyiksa. Tapi tentu bukan Bodhigiri namanya jika tidak ada hal-hal positif yang didapat. Dari banyaknya hal postif dan pembelajaran yang saya dapat, ada 2 hal yang menurut saya paling berkesan selama saya berlatih di Vihara Bodhigiri.

 

1. Kebebasan
Tidak seperti retret lain yang biasanya saya kunjungi, di Vihara Bodhigiri tidak ada jadwal! Satu-satunya jadwal adalah chanting pagi nan asik. Lain dari pada itu, kita benar-benar bebas. Kita boleh makan tengah malam atau tidak makan juga tidak apa-apa, tidak tidur atau mau tidak mandi seperti saya juga tidak ada yang protes !! Namun, dengan kebebasan inilah ternyata saya dapat mengenal diri sendiri dengan jauh lebih dalam. Percaya atau tidak, saya bahkan sempat berpikir bahwa sepertinya selama 20 tahun hidup, saya tidak pernah benar-benar mengerti diri saya. Selama ini, saya menuruti semua peraturan yang ada. Namun, dengan kebebasan saya dapat melihat seperti apa diri saya yang sebenarnya.

Kala itu saya dapat menyadari bahwa saya adalah orang yang benar-benar terfokus pada hasil yang membuat saya sulit menikmati proses yang ada. Saya begitu terfokus menyelesaikan 15 jam dan menjadi sangat panik sebelum misi itu selesai. Sifat-sifat seperti malas dan lebih ingin berbaring juga terlihat sangat jelas. Bahkan saking bebasnya, pikiran-pikiran untuk berbuat curang seperti ingin tidur sebelum 15 jam juga dapat muncul. Tentu pada saat itu hanya diri sendiri yang dapat mencegahnya. Kebebasan tidak hanya memberikan saya kesempatan untuk mengenal diri saya dengan jauh lebih dalam tetapi juga memberikan saya kesempatan untuk sepenuhnya untuk mengontrol diri saya sendiri. Kebebasanlah yang mengajarkan saya mengalahkan diri sendiri !!
Dan percaya atau tidak, setelahnya, perasaan menanglah yang muncul!

 

2. Kata-kata “Saat ini, saya sedang apa?”
“Saat ini saya sedang apa?” terlihat seperti kata-kata yang sangat simple bukan? Tapi bagi saya makna dan kekuatan dari kata-kata ini sangat luar biasa. Bisa dibilang ini adalah kata-kata paling ajaib yang pernah saya dapatkan.

Walaupun hari-hari setelah tiga hari pertama lebih ringan tapi pikiran akan tetap meloncat kesana kemari. Rasa bosan dan ngantuk juga tetap menyerang. Pada satu sesi meditasi entah hari keberapa, bosan yang amat sangat menyerang, maklum saya sudah beberapa hari mengulang hal yang sama selama 15 jam. Pikiran saya kala itu sangat tidak karuan melompat kesana kemari lebih parah dari seekor monyet. Lalu saya ingat kata-kata ajaib ini. Saya tanyakan pada diri saya, “Sekarang saya sedang apa?” seketika pikiran saya yang liar tak terkendali itu sirna berganti dengan kesadaran bahwa sekarang saya sedang berdiri, hanya berdiri, benar-benar hanya berdiri! Rasa bosan pun seketika lenyap, hilang, entah mereka mengungsi kemana. Meditasi saya kali itu berjalan dengan sangat baik. Saya menikmati setiap momen langkah kaki tanpa ada kantuk atau bosan yang menyerang. Kejadian ini sungguh membuat saya mengerti betapa hebatnya pikiran menggerocoki kita. Semua yang ada di pikiran saya kala itu tidak ada satupun yang nyata, tapi berhasil membuat saya bosan dan hampir berhenti bermeditasi, bahkan sempat membuat saya ingin pulang. Saya seketika mengerti oh Ini pikiran saya, oh ini benar-benar tidak berguna, lalu saya akan kembali ke “sekarang saya sedang apa?”.

Bahkan pengalaman ini terbawa selama beberapa bulan setelah saya pulang ke rumah. Saya yang biasanya reaktif, bisa tiba-tiba merasa segalanya berhenti untuk memberi saya waktu bertanya “saya sedang apa?” dan benar, oh hanya sedang mendengar, oh hanya sedang berdiri. Mungkin hingga sekitar 2-5 bulan setelah dari Vihara Bodhigiri, pada momen-momen tertentu saya benar-benar merasa sulit untuk marah. Pada saat itu ketika saya ingin marah, pikiran saya langsung mengarahkan saya pada pertanyaan “sekarang saya sedang apa?” dan ketika saya fokus pada momen yang ada, saya benar-benar tidak menemukan dasar untuk marah atau takut. bahkan rasa itu pun lenyap dengan sendirinya. Sungguh sebuah misteri dan pengalaman yang aneh nan menarik.

Pengalaman ini sepertinya adalah pengalaman paling berkesan saya di Vihara Bodhigiri. Bagi saya, bisa mengatasi pikiran rasanya jauh lebih membanggakan daripada diterima di Universitas ternama atau mendapat nilai A di pelajaran tersulit sekalipun.

Berdasarkan pengalaman yang saya alami. Saya percaya meditasi sebenarnya bisa dilakukan dan berharga bagi semua orang, tidak muda, tidak tua, pemula maupun berpengalaman semuanya bisa merasakan manfaat dari meditasi. Dan ketika ada yang berfikir “saya pernah mencobanya, dan saya tidak bisa melakukanya” saya rasa itu pertanda bahwa kita harus mencari dan kembali belajar lebih dalam lagi.

Akhir kata terimakasih banyak Bodhigiri dan Bhante Uttamo atas bimbingan dan kesempatan yang diberikan. sungguh sangat bermanfaat. Sehat selalu Bhante, semoga cita-cita luhur Bhante segera tercapai.

 

Penulis :
Nama : Regina Dana
Usia : 21 tahun
Profesi: Mahasiswa
Periode tanggal latihan meditasi : 27 Juli 2019 – 4 Agustus 2019

 

 

 

 

 

 

  • Oktober 15, 2020
Lewat ke baris perkakas