Melatih Diri Untuk Siap Dalam Menerima Sikon/gejolak Kehidupan Dengan Ulet Dan Disiplin

Melatih diri utk siap dalam menerima SiKon/gejolak Kehidupan dengan ulet dan disiplin.

Yuliani Teguh

 
“Inilah sedikit cerita tentang latihan meditasi bersama B. Uttamo di Panti Semedhi Balerejo atau sekarang lebih dikenal sebagai Vihara Bodhigiri, Wlingi, Blitar, Jawa Timur, yang berlangsung tanggal 25 Agustus – 01 September 2013..

Group kali ini terdiri dari 14 peserta (6 wanita dan 8 pria) ditambah 2 peserta wanita periode sebelumnya (menambah waktu, dari 1 minggu jadi 2 minggu).

Group ini peserta termuda adalah mahasiswa semester 2 di univ. Shanghai fak bisnis ekonomi (kalo gak salah dengar), lalu satu wanita yang baru lulus fak Psikologi di Univ Atmajaya. Rentang usia antara 28 – 50 an tahun.

Saat itu, di Vihara Bodhigiri Balerejo juga sudah ada peserta lama, sekitar 3 minggu berlatih meditasi yaitu seorang ibu yang telah berusia 75 thn. Ada juga seorang bapak berusia 60 thn lebih yang sebelumnya non Buddhis kemudian merasa cocok dengan Buddha Dhamma. Beliau sedang ‘belajar’ dengan B. Uttamo sekitar 4 bln belakangan ini.

Dari 14 peserta baru, 2 diantaranya wanita non Buddhis,

Di sesi ini, ada 1 peserta pria usia 31 thn, yang orangnya sangat easy going dan EGP, benar-benar slebor. Ia duhulu kuliah di Tiongkok dan Jepang. Sekarang ia sudah bekerja di Bali. Namun dengan kepiawaian B. Uttamo, dari hari ke hari, sikapnya berubah. Ia juga menyatakan hormat dan enjoy bersama B. Uttamo.

Mama pria tersebut ternyata minta kepada B. Upadhammo, agar putranya ini bisa mendapat bimbingan Dhamma. Maka, dengan referensi B. Upadhammo, putranya tersebut pergi berlatih meditasi bersama di Vihara Bodhigiri Balerejo..

Di Balerejo ini, kami wajib melakukan meditasi selama 15 jam dalam 1 hari (meditasi duduk, berdiri dan jalan), sehingga waktu maksimal untuk tidur hanya 3 jam. Jika target ini tidak dipenuhi selama 3 hari berturut-turut, maka peserta akan dipulangkan.

Pada prinsipnya, B. Uttamo menanamkan pengertian bahwa setiap orang memiliki tujuan hidup masing-masing. Namun, untuk bisa mencapai tujuan hidup tersebut secara maksimal, ia harus memiliki ‘kesadaran’ penuh (yang dapat dilatih dengan meditasi di pusat pelatihan maupun sehari-hari di rumah). Setiap orang harus ‘keras’ dengan diri sendiri agar dunia ‘lunak’ terhadapnya, bukan sebaliknya.

Berbeda latihan meditasi di pusat pelatihan dengan sehari-hari di rumah. Di pusat pelatihan ada ‘gabungan’ kekuatan positif dan pengarahan / bimbingan dari orang yang lebih berpengalaman / guru, sehingga memperoleh hasil yang lebih maksimal.
Namun, apabila tidak dilanjutkan dengan rutin berlatih meditasi di rumah, maka hasil yang diperoleh dari pusat pelatihan juga akan cepat menurun atau bahkan hilang,

Saya sendiri merasakan selama berlatih meditasi bersama di Vihara Bodhigiri, ada perbedaan mendasar dari retret-retret sebelumnya yang pernah saya jalani.

Di Vihara Bodhigiri, bukan hanya ‘disiplin’ saja yang diterapkan (sudah ada jadwal-jadwal tertentu dari panitia yang wajib dilaksakan oleh peserta), namun, peserta juga benar-benar dilatih untuk mampu mengatur jadwalnya sendiri agar dapat memenuhi target.

Awalnya saya bingung dengan “pola” yang diterapkan oleh B. Uttamo. Namun, setelah mendengarkan uraian Dhamma yang diberikan oleh B. Uttamo di pagi hari…, saya menyadari…, bahwa B. Uttamo menerapkan pola latihan itu, agar kita menyadari, hidup itu “bergejolak”…iramanya tidak datar-datar saja. Sehingga, pelatihan ini bermanfaat bagi kita dalam menghadapi situasi “mendadak” yang mungkin akan kita alami di kehidupan sehari-hari.

“Jagalah pikiran, ucapan dan perilaku, agar terus menanam kebajikan.

Yang datang ‘diterima’, yang pergi jangan ‘dicari’, yang belum datang jangan ‘dinanti’…

Semangat, Disiplin dan Ulet, itulah prinsip meditasi dan berlaku juga untuk pola kehidupan sehari-hari”,

Semoga semua makhluk berbahagia…”

Salam Metta,
Yuliani Teguh (ayung).-

  • November 10, 2014
Lewat ke baris perkakas