Meditasi Membuat Hidup Lebih Bahagia

MEDITASI MEMBUAT HIDUP LEBIH BAHAGIA

Nekat yang kemudian menjadi tekad, itulah modal awal saya mengikuti retreat meditasi di Vihara Bodhigiri. Ada 3 hal yang mendasari kenekatan saya, yaitu teman yang rencana nya akan berangkat meditasi bersama sudah berangkat duluan, rasa malu pada Bhante, sebab sudah beberapa kali saya bertemu Bhante dan berujar ingin ikut latihan tapi belum mendaftar juga, serta peristiwa kematian dari 2 orang yang saya kenal baik memberi peringatan kepada saya untuk memanfaatkan waktu dengan baik, sebab hidup ini singkat dan tidak pasti.

Tekad saya sudah bulat walaupun saya baru saja mampu untuk meditasi duduk selama 30 menit (yang menurut Bhante merupakan persyaratan minimum untuk ikut latihan meditasi). Jadi sebelum cita-cita mulia ini luntur karena alasan pekerjaan, keluarga dan semua kekhawatiran, saya memberanikan diri untuk mendaftar.

Saya email ke Cindy, pengurus di vihara Bodhigiri, untuk menanyakan jadwal meditasi yang kosong. Saya tidak berani email langsung ke Bhante karena saya khawatir kalau rencana ini akan gagal lagi. Saya mendapat jadwal meditasi 25 Agustus – 31 Agustus 2014, yang artinya 13 hari dari sekarang.

Sebagai seorang ibu dengan dua anak yang masih kecil dan juga bekerja, banyak yang harus Saya persiapkan, terutama masalah keluarga dan pekerjaan yang akan saya tinggal selama seminggu tanpa ada kontak sama sekali. Hampir setiap hari saya hanya punya waktu tidur 4 jam saja karena pekerjaan yg harus saya bereskan sebelum berangkat begitu menumpuk. (Saya berpikir kalau hal ini ada baik nya juga karena seperti berlatih mengurangi jam tidur untuk persiapan meditasi). Saya merasa cukup beruntung karena keluarga saya mendukung cita-cita saya ini. Kecuali kedua ortu saya yang merasa heran karena baru sekali ini saya pergi sendiri meninggalkan keluarga dan pekerjaan saya hanya gara-gara meditasi. (latar belakang keluarga saya non Buddhist) Saya bilang ke ortu bahwa saya ingin berlatih meditasi supaya bisa mempunyai kualitas diri yg lebih baik dari sekarang. Akhirnya ortu bisa mengerti.

Dibandingkan masalah keluarga dan pekerjaan, menurut saya mempersiapkan mental jauh lebih sulit. Kadang kala muncul ketakutan saya, takut sakit, takut bosan, takut tidak mampu menyesuaikan diri dengan aturan yg terkenal sangat ketat, takut ada masalah dengan pekerjaan selama saya tinggal, takut ada masalah dengan keluarga dan terlebih lagi takut di pulangkan. Imbas nya setiap kali saya memikirkan akan berangkat meditasi, perut saya terasa sakit.

Tiba saatnya latihan, dengan perasaan campur aduk saya berangkat menuju vihara Bodhigiri. Karena perjalanan Minggu siang itu sangat lancar saya tiba pk 16.30, lebih awal dari perkiraan saya. Setibanya disana karena sebelumnya saya sudah menonton video Pengenalan Dasar Maditasi di rumah, saya hanya di beri pengarahan singkat. Peserta diharuskan bermeditasi duduk, jalan atau berdiri minimal 15 jam per hari. Meditasi dibagi menjadi 5 sesi. Setiap sesi lama nya 3 jam. Hanya boleh istirahat sebentar setelah menyelesaikan 1 sesi. Chanting pagi setiap pukul 06.00 dan peserta harus sudah bermeditasi selama paling sedikit 5 jam. Peserta dibebaskan membuat sendiri jadwal meditasinya dengan syarat target harus terpenuhi. Dilarang bicara dengan sesama peserta. Makan siang disiapkan mulai pk 11.00 tetapi peserta boleh makan di luar waktu itu. Setelah selesai 15 jam peserta baru boleh tidur dan bila target 15 jam tidak tercapai akan di pulangkan. Wow, sungguh aturan yang bisa menciut kan nyali bagi peserta dengan kemampuan minim seperti saya. “Apa aku bisa?” hanya 3 kata itu yang tertinggal di otak setelah pengarahan singkat selesai. Teringat semua kerepotan saya untuk sampai di tempat ini, saya akan mencoba dengan sekuat tenaga.

Ada banyak hal yang saya alami selama disini, dimulai dari belajar mengenal diri sendiri, jujur dan rela menerima diri apa adanya. Saya baru benar-benar menyadari kalau ternyata sulit sekali mengendalikan pikiran sendiri. Pikiran saya terus lari kesana kemari. Dan di tempat yang begitu tenang seperti disini saya jadi bisa mendengar betapa ramai nya suara yang ada dalam pikiran saya. Sangat mengherankan karena pikiran saya bisa memuat begitu banyak hal yang sebagian besar tidak berguna.

Saya belajar jujur terhadap diri sendiri, kebebasan yang diberikan oleh Bhante untuk mengatur jadwal meditasi sendiri bisa menjadi godaan untuk berbuat kecurangan. Kenyataan ini membuat saya menyadari betapa saya sangat berpotensi melakukan hal tersebut kalau saya tidak sadar dan waspada.

Saya juga mulai belajar kerelaan, rela menerima diri sendiri apa adanya. Rela menderita-ria selama berlatih di sini dan rela menerima apapun hasil yang sudah saya capai. Ternyata dengan melakukan hal ini membuat saya lebih mudah berkonsentrasi.

Selain lebih mengenal diri sendiri, disini saya mendapat pengalaman meditasi yang berbeda dengan yang saya alami di rumah. Dua hari pertama saat sedang bermeditasi jalan, saya merasa begitu sedih sampai saya menangis tanpa sebab yang jelas. Ada juga pengalaman aneh, yaitu saat sedang bermeditasi duduk, tiba-tiba saya kehilangan suara-suara disekitar saya dan merasa seperti sedang berada didalam sebuah lift yang bergerak turun. Saya sangat takut tetapi untungnya semua hilang saat saya membuka mata. Juga pengalaman konyol yaitu saat saya sedang meditasi duduk di Gedung Keyakinan, saya mendengar suara yang keras sekali dari atap gedung seperti seolah–olah akan roboh. Saya mencoba bertahan sampai timer berbunyi, tetapi gagal dan saya lari ketakutan. Pernah juga saya merasa sangat putus asa karena sulit berkonsentrasi. Saya berjalan di jalan berbatu dan kasar di sekitar Vihara sampai telapak kaki saya menjadi sakit, tetapi tetap saja tidak berhasil malahan saya jadi menyesal karena telah menyakiti diri sendiri.

Satu minggu ternyata menjadi waktu yang singkat, kalau pada awalnya saya merasa keder dan tertekan berada di tempat yg sangat ketat aturannya seperti disini, beberapa hari kemudian saya malahan merasa betah, rilex dan pikiran saya rasanya begitu bebas. Sangat kontras. Mungkin ini efek dari tidak memikirkan apa pun selain meditasi.

Ada hal lain yang membuat saya terkesan selama berlatih disini, yaitu Chanting pagi, yang diawali dengan pembacaan paritta oleh Bhante. Suara paritta yang mengema di ruang Dharmasala yang hening ditambah udara pagi yang sejuk dingin, berasa seperti mendengar nyanyian indah yang menyentuh hati.  Sangat damai dan menenangkan. Mungkin ini yang disebut “heavenly peace on earth”. Mungkin Karena hal ini pula saya merasa lebih mudah berkonsentrasi saat meditasi bersama. Selesai kebaktian, dilanjutkan sesi tanya jawab oleh Bhante, yang selalu menjadi acara yang menarik dan menyenangkan. Itulah semua isi paket ‘Pengalaman Retret Meditasi’ saya yang pertama.

Saya pernah membaca artikel tentang meditasi, yang menyebutkan bahwa salah satu faktor penentu keberhasilan dalam meditasi di tentukan juga oleh kualitas guru pembimbingnya. Guru yang baik dan berpengalaman akan mampu membimbing, mengarahkan dan memotivasi peserta untuk menuju hasil akhir yang di harapkan. Setelah saya berlatih di Vihara Bodhigiri ini saya jadi memahami kebenaran dari artikel tersebut.

“ Apa yang saya dapat setelah berlatih disini?” pertanyaan itu memenuhi kepala saya setelah retreat saya berakhir. Selain ”ternyata meditasi di Vihara Bodhigiri itu tidak sesulit yang saya bayangkan” dan “saya lebih percaya diri untuk berlatih di rumah”, saat itu saya belum menemukan jawaban nya.

Sampai beberapa hari sesudahnya. Disaat saya mulai kembali ke rutinitas dan pekerjaan saya dengan segala keruwetan dan permasalahannya. Saya merasa, saya lebih tenang dan lebih rela dalam menghadapi sesuatu. Semua akan ada akhirnya, termasuk kesulitan saya. Saya merasa lebih rela menerima diri saya dan orang lain apa adanya. Saya merasa lebih bisa berbahagia, dengan apa yang saya miliki. Entah perubahan ini akan bertahan berapa lama. Saya berharap semoga dengan karma baik yang saya miliki saya bisa kembali berlatih meditasi di Vihara Bodhigiri, untuk me-recharge kembali semua hal baik yang bisa membuat hidup saya lebih berbahagia.

Anumodana kepada YM Bhikkhu Uttamo Mahatera, untuk bimbingan, pengarahan dan motivasi nya.

Terima kasih pula untuk keluarga ku, atas dukungannya.

Semoga Semua Mahluk Hidup Berbahagia,

Vivi, Peserta meditasi Vassa 2014.

 

 

 

  • Oktober 23, 2014
Lewat ke baris perkakas